Home » » PERJALANAN SEORANG SUFI

PERJALANAN SEORANG SUFI

Written By Unknown on Wednesday, February 22, 2012 | 5:17 AM

Mereka mengatakan aku sebagai kafir hanya karena aku menanyakan kepada mereka dimana tuhan sebenarnya dan mereka tidak mampu menjawab... mereka mengatakan aku sebagai orang yang tidak iman hanya karna aku membutuhkan bukti untuk sesuatu yang aku imani. Mereka menghardikku sebagai pembelot atas perintah tuhan karna aku masih saja menantang mereka untuk berdebat tentang tauhid. Kemudian mereka memarahiku dan berkata " Jangan seperti bani israel yang suka tanya ini itu. Kamu harus iman bahwa tuhan itu ada.. sudah jangan banyak tanya "

Lantas aku pun menjawabnya " iya aku tau bahwa tuhan ada tapi aku ingin tau tuhan itu dimana? "
mereka pun berbelit belit lalu salah satu dari mereka berkata dengan meyakinkan " Tuhan itu tidak bertempat... tapi dia di atas Arsy adhim...."
Aku pun memprotes mereka " kalau tidak bertempat kenapa kamu mengatakan dia di atas ars yang adhim? aku sudah tau jawaban kalian pasti akan muter muter seperti kehilangan kendali kalian itu sama denganku masih bingung dengan pertanyaan hati kalian sendiri tapi kalian mengubur perasaan itu lantaran takut berdosa. ketahuilah bahwa mencari kebenaran itu bukanlah suatu dosa dan tuhan adalah kekasihku jadi aku harus tau tentang nya jika keinginan tau ku tentang nya adalah suatu dosa maka akan kuterima dosa tersebut dengan bahagia "

Mereka pun menyerah dan mengatakan " sudah saat nya kamu melanjutkan tingkatanmu ke thariqat..."
lalu aku pun terjun ke dunia thariqat dan mencari sang guru yang bisa menjawab semua pertanyaanku...

Dalam tingkatan thariqat aku adalah yg paling muda diantara para salik (pencari kebenaran) tapi aku tak menghiraukan nya... keinginanku untuk mengetahui sang tuhan begitu besar dan apapun jalan nya pasti akan kutempuh. Saat itu para salik telah duduk mendengarkan ceramah dari sang guru thariqat dan isi ceramahnya hanyalah kiasan kiasan yg semakin membingungkan namun para salik tak mempermasalahkan nya karna mereka terlanjur hormat dan tidak berani bertanya. Ketika ceramah itu selesai aku menemui sang guru dan mengutarakan maksudku lalu sang guru pun geleng geleng kepala dan mengatakan " wahai salik... semua ada tahapan nya kamu tidak bisa naik ke tangga 3 sebelum naik tangga 1 dan 2 terlebih dahulu... banyak salik sepertimu yang ingin langsung mengerti dan ketika mereka sudah mengerti justru mereka menjadi jadzab (gila) "

" Saya siap menjadi gila jika itu harus terjadi dan mungkin kegilaan itu yang akan menjadi pengobat hatiku ya guru..." jawabku dengan tegas dan bersemangat.

Lalu sang guru berkata " Baiklah... memang di dalam thariqat semua pelajaran yang diberikan masih berupa falsasah seperti halnya seorang salik di suruh wirid dengan bibir dengan hati dengan tangan bahkan di suruh wusul ( wiridan sambil bayangin wajahnya guru ) semuanya juga falsafah yang intinya cuma satu bahwa MAN 'AROFA NAFSAHU FAQOD 'AROFA ROBBAHU  Barang siapa mampu mengerti dirinya sendiri maka dia akan mengerti tuhan nya namun sayang petunjuk ini justru di puter puter lagi dalam tingkatan syar'i bahwa siapa yg mengerti bahwa dirinya lemah maka tau tuhan nya itu kuat dan seterusnya padahal makna aslinya tidak demikian... dan di tambah lagi dalam ayat alqur'an di katakan INNALLAHA MA'ANA namun pada tingkatan syar'i ini di maknai sebagai rahmat tuhan menyertai kita padahal tidak demikian..."

Aku pun mengerti arah penjelasan beliau lalu aku menyela beliau... " jadi tuhan yang slama ini saya cari ternyata ada dalam diri kita masing masing? "

Beliau pun membalas pertanyaanku " iya salik... tuhan tidak jauh dari kita... tuhan menyertai kita... coba liat ke cermin salik... lihatlah! yang kamu lihat di cermin itu adalah jasmani kamu atau jasad ( badan kasar) kamu sedang kan kalau kamu sedang tidur dan bermimpi maka dalam mimpi tersebut adalah sukma ( badan halus) kamu. dan ada satu lagi salik... yaitu ruh (nyawa)... yang melintasi badan kasar kamu dan badan halus kamu agar bisa bergerak dan ruh itu lah tuhan mu!"

Aku pun masih bingung dan bertanya lagi " guru... kalau tuhan adalah ruh atau nyawa berarti tuhan itu banyak? kan kita semua di lintasi ruh?"

Bersambung lagi....







8 komentar:

Anonymous said...

Di tunggu sambungannya yach..

Anonymous said...

lanjutannya bakal seru ini. awalnya saja sudah serasa klimaks. mantap sob. bikin pembaca penasaran terhadap cerita selanjutnya...

sukses selalu and keep writing sob. salam blogger^^

afea said...

yah, kenapa bersambung mas? padahal tanggung banget mas

Anonymous said...

Wah lagi seru-serunya malam bersambung, kayak sinetron aja nich..hehe

Unknown said...

Wah mantap banget, jadi penasaran... makasi ya sharenya dan ditunggu kelanjutannya...

Unknown said...

lagi asyik baca rupanya tobe continue, ditunggu sob sambungannya, salam kenal.

Joli / Lengyel Jolán / said...

Hello! Have a nice day today to you :)

Unknown said...

Tuhan itu memang banyak....tapi dalam banyak hanya 1,ibarat sebiji padi di tanam kemudian mengeluarkan padi yang banyak,asalnya sebiji padi sahaja,tetapi ia mengeluarkan begitu banyak padi,walaupun banyak namanya tetap padi.